Jumat, 28 September 2007

PEMANFAATAN SIG

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kegiatan eksplorasi mineral terutama mineral logam telah dikenal sejak awal tahun 1980-an oleh industri pertambangan dan lembaga-lembaga pemerintah di Indonesia. Dalam hal ini SIG pada umumnya hanya diaplikasikan sebagai alat bantu dalam pembuatan peta dan sebagai sistem penyimpanan data (basis data) hasil eksplorasi. Sementara itu perkembangan pemanfaatan SIG dalam kegiatan eksplorasi saat ini telah berkembang dengan pesat terutama di negara-negara maju seperti Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Di negara-negara tersebut SIG tidak saja hanya dimanfaatkan sebagai alat bantu pengganti manusia dalam menghasilkan peta, tetapi juga sudah dimanfaatkan sebagai suatu sistem informasi terpadu yang ditujukan untuk pengambilan keputusan terutama dalam analisis kuantitatif dan integrasi data spasial.

Mengingat belum banyaknya kajian mengenai aplikasi SIG seperti tersebut di atas di Indonesia maka studi ini dilakukan dengan tujuan utama adalah untuk mempelajari metoda dan teknik dalam SIG yang umum diterapkan dalam analisis kuantitatif dan integrasi data spasial, terutama data spasial yang berhubungan dengan kegiatan eksplorasi mineral logam seperti data geologi, geokimia, geofisika dan penginderaan jauh (remote sensing). Pulau Flores dipilih sebagai daerah studi karena pulau ini berada pada busur magmatik Sunda-Banda yang telah dikenal sebagai wilayah penghasil mineral logam di Indonesia. Hampir 20% dari logam emas di Indonesia dihasilkan dari busur magmatik ini (Gambar 1). Selain itu, beberapa penyelidikan pendahuluan yang dilakukan di pulau ini menunjukkan bahwa pulau ini sangat prospektif bagi keterdapatan mineral logam terutama mineral logam mulia (emas dan perak) dalam bentuk endapan epitermal.



Metoda dan teknik analisis data spasial menggunakan SIG

Secara umum terdapat dua metoda yang dapat digunakan untuk analisa data spasial secara kuantitatif menggunakan SIG yaitu metoda empirikal dan konseptual. Metoda empirikal merupakan metoda yang mendasarkan kajiannya pada hubungan antara lokasi bahan galian atau mineralisasi yang telah diketahui dari hasil eksplorasi sebelumnya dengan kondisi geologi di sekitarnya, salahsatu syarat agar metoda ini dapat digunakan dengan efektif yaitu tersedianya data lokasi mineralisasi yang jumlahnya ditentukan oleh perhitungan statistik tertentu.

Sedangkan metoda konseptual mendasarkan kajiannya pada konsep pembentukan suatu endapan mineral dengan menggunakan sistem mineral (mineral system) (Gambar 2) sebagai acuan dasar. Mineral system didefinisikan sebagai: semua faktor geologi yang berpengaruh pada terbentuknya endapan mineral. Pemahaman yang baik mengenai proses yang terlibat dalam transportasi bijih dari sumbernya sehingga terakumulasi menjadi suatu endapan mineral yang konsentrasinya lebih tinggi dibanding konsentrasi di sumbernya diperlukan untuk dapat mengaplikasikan mineral system pada tipe endapan mineral tertentu. Keuntungan dari penggunaan metoda konseptual dalam analisis kuantitatif dan integrasi data spasial menggunakan SIG adalah tidak dibutuhkannya lokasi bahan galian atau mineralisasi sebagai salahsatu faktor dalam pemetaan potensi mineral sehingga metoda ini dapat diterapkan untuk daerah yang belum dieksplorasi atau tingkat eksplorasinya masih dalam tahap pendahuluan.

Dalam metoda konseptual terdapat beberapa teknik untuk mengintegrasikan data spasial menjadi peta potensi mineralisasi, salahsatunya adalah dengan menggunakan metoda fuzzy logic. Dalam metoda fuzzy logic terdapat beberapa operator dan fungsi diantaranya adalah operator fuzzy AND dan fuzzy OR, dan fungsi fuzzy gamma.

Studi ini menggunakan mineral system untuk mineralisasi emas epitermal dalam analisis data dan mengaplikasikan metoda fuzzy logic dalam integrasi data.

MAP GPS GARMIN IQUE 3600


Bagi yang sering menggunakan GPS Garmin IQUE 3600, tentu sangat mudah untuk berjalan-jalan / travelling di kota-kota. Kemudahan mencari nama jalan maupun posisi geografi lainnnya sangat dibantu dengan peta yang ada dalam GPS garmin. Peta dalam GPS garmin memang akurat untuk wilayah-wilayah tertentu, namun kadang pengguna merasa kesulitan apabila berada di daerah yang belum ada petanya.

Untuk memasukkan data peta ke dalam GPS Garmin tidak semudah memasukkan program di komputer, diperlukan keahlian dan data-data yang akurat terutama apabila digunakan untuk keperluan pendakian gunung, mencari lokasi rumah makan, SPBU dll.

Kami memiliki keahlian dalam melakukan penyediaan data, editing dan upload peta ke GPS Garmin. Kombinasi dari data yang akurat bersumber dari RBI Jawa 1 :25.000 dan data-data tracking GPS, toponimi, POI serta kartografi akan melengkapi GPS peta di anda.

GRASS (Geographic Resources Analysis Support System)



Geographic Resources Analysis Support System yang lebih sering disebut dengan GRASS adalah Sistem Informasi Geografis yang dipergunakan untuk manajemen data, prosesing image, memproduksi grafik, model spasial dan juga untuk visualisasi bermacam-macam tipe data. Aplikasi ini dibawah lisensi GNU/GPL.

Aplikasi ini pada awalnya dikembangkan oleh U.S. Army Construction Engineering Research Laboratories (USA-CERL, 1982-1995), dimana USA-CERL adalah cabang dari US Army Corp of Engineers. Pertama kali dikembangkan, aplikasi ini digunakan untuk perencanaan tata guna lahan dan juga perencanaan lingkungan oleh militer. Selanjutnya GRASS berkembang menjadi sebuah aplikasi yang powerful dan digunakan untuk berbagai kepentingan riset ilmu pengetahuan. GRASS saat ini dipergunakan oleh kalangan akademik dan juga para pebisnis diseluruh dunia. Beberapa diantaranya yang menggunakan GRASS adalah NASA, NOAA, USDA, the National Park Service, the U.S. Census Bureau, USGS, dan juga beberapa perusahaan konsultan lingkungan ataupun engineer.

GRASS memungkinkan penggunanya untuk menganalisis, menyimpan, mengupdate, membuat pemodelan dan menampilkan data secara cepat dan mudah. Meskipun pada awalnya aplikasi ini dipergunakan untuk perencanaan tata guna lahan namun tidak menutup kemungkinan aplikasi ini dipergunakan untuk kepentingan engineering lainnya seperti hidrologi, geologi, fisika, statistik, sensor remote atapun yang lainnya.

Sejalan dengan perkembangan dan popularitas GRASS yang semakin meningkat, maka Tim Pengembangan GRASS juga berkembang menjadi sebuah Tim Multi-Nasional yang terdiri dari berbagai Negara. Tim Pengembang saat ini sedang mengembangkan versi GRASS terbaru. Saat artikel ini ditulis versi terbaru GRASS (stable) adalah 5.0.2 sedangkan versi Beta/CVS-nya adalah 5.1. Selain itu Tim Pengembang GRASS juga membuat beberapa manual dan juga dokumentasi mengenai aplikasi ini. Boleh dibilang untuk masalah manual, tutorial dan dokumentasi GRASS memilikinya secara lengkap (TOP BANGET dah untuk masalah yang satu ini).

GRASS berjalan dengan menggunakan standard input data berdasarkan apa yang diketikkan (Command Line Input/Command Line Interface or What You See Is What You Type :P~), namun beberapa command juga memiliki GUI (Graphical User Interface) yang berbasiskan Tcl/Tk. Versi 5.0.2 untuk beberapa command di GRASS masih berbasis Command Line Input, sedangkan pada versi 5.1 hampir semua commandnya telah memiliki GUI. GRASS juga berjalan pada platform Windows NT/2000 dengan menggunakan Cygwin (masih dalam tahap experiment). GRASS juga memungkinkan penggunaan shell script sehingga user ataupun programmer dapat membuat sebuah aplikasi baru dan mengkoneksikan GRASS dengan aplikasi tersebut.

GRASS sangat ideal dipergunakan kalangan engineer untuk perencanaan tata guna lahan. Seperti aplikasi GIS lainnya, GRASS juga mampu untuk menampilkan/memanipulasi data vector seperti jalan, batas daerah dan yang lain. GRASS juga dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah peta digital yang dapat di update sewaktu-waktu. Fitur lain yang tersedia dalam GRASS adalah dapat menggunakan raster, cell ataupun data. Fitur ini sangat penting dalam analisis dan design data spasial. Disamping itu, aplikasi ini juga mampu untuk membuka dan menyimpan peta/data pada berbagai aplikasi proprietary GIS lainnya seperti ARC/Info dan Idrisi (Proses Export/Import hasil output).

SIG(Sistem Informasi Geografis)

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari POLUSI.

Sejarah pengembangan

35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.

Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.

Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.



CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".

CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.

PEMANFAATAN GOOGLE EARTH

MEMANFAATKAN GOOGLE EARTH UNTUK MEMBUAT PETA KOTA


Peta Kota yang menginformasikan jalan berikut nama jalan, sungai, disertai Point of Interest serta bangunan. Proses pembuatan peta kota skala detail menggunakan beberapa sumber data yaitu : Peta Persil 1:1000, Peta Skala 1 : 25.000, Foto Udara, citra resolusi tinggi Quickbird, Ikonos.

Google Earth memiliki image server yang mengalami updating data secara berkala, untuk kota-kota besar di Indonesia, umumnya sudah tercover datanya dengan citra resolusi tinggi. Untuk memanfaatkan citra dari Google Earth suatu kota, dapat di download atau disimpan menjadi image resolusi tinggi. Dengan menggunakan software pengolah citra seperti ERMAPPER, GlobalMapper, PCI Geomatic maka citra tersebut dilakukan proses registrasi, rectifikasi sehingga memiliki ketepatan posisi geografisnya dengan memanfaatkan data GPS sebagai control pointnya.

Peta Kota seperti Medan, Surabaya, Yogyakarta, Bogor, Semarang, Jabodetabek dapat didigitasi memanfaatkan data Ikonos/Quickbird dan Google Earth. Ketelitian dari proses digitasi sangat dipengaruhi oleh proses registrasi dan rectifikasi citra Google Earth. Penggunaan GPS Geodetik akan lebih meningkatkan presisi kontrol point.

Gambar diatas Citra yang diambil dari Google Earth untuk sebagaian kota Madiun. Citra yang sudah diregistrasi dengan kontrol point yang akurat dapat diintrepretasikan untuk selanjutnya didigitasi untuk setiap unsur. Seperti Penggunaan Lahan, Layer jalan, Sungai dll.

Akurasi penggunaan Google Earth sebagai image server mungkin sangat jarang, namun cukup murah untuk digunakan sebagai pelengkap ketersediaan data. Yang dibutuhkan adalah software Google Earth berlisensi dan saluran internet kecepatan tinggi.

Umummnya data citra Quickbird dan Ikonos sangat mahal, namun kalau melihat tujuan prosesing citra tersebut untuk menghasilkan image komposit untuk di digitasi, tidaklah jauh berbeda jika kita memanfaatkan data Google Earth.

Senin, 24 September 2007

Apakah e-commerceE-commerce memang penuh dengan berbagai istilah

Beberapa diantara-nya adalah:

Digital atau electronic cash: juga dikenal sebagai e-cash, istilah ini ditujukan untuk beberapa pola / metoda yang memungkinkan seseorang untuk membeli barang atau jasa dengan cara mengirimkan nomor dari satu komputer ke komputer yang lain. Nomor tersebut, seperti yang terdapat di mata uang, di isukan oleh sebuah bank dan merepresentasikan sejumlah uang betulan. Salah satu kelebihan yang dibawa oleh digital cash adalah sifatnya yang anonymous dan dapat di pakai ulang, seperti uang cash biasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara e-cash dengan transaksi kartu kredit melalui Internet. Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat di PC Webopaedia http://www.sandybay.com/pc-web/digital_cash.htm.

Digital money: adalah terminologi global untuk berbagai e-cash dan mekanisme pembayaran elektronik di Internet. Yahoo http://www.yahoo.com/Business_and_Economy/
Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/ mencatat paling tidak ada 21 perusahaan yang memberikan jasa digital money di Internet.

Disintermediation: adalah proses untuk memotong jalur perantara. Kira-kira pada saat perusahaan yang berbasiskan web membypass kanal retail tradisional dan menjual secara langsung ke pelanggan / pembeli, maka perantara tradisional – seperti toko dan jasa mail order – akan kehilangan pekerjaan.

Electronic checks: pada saat ini sedang di ujicoba oleh CyberCash http://www.cybercash.com/, sistem check elektronik seperti PayNow akan mengambil uang dari account check di bank pelanggan untuk membayar PAM atau telepon.

Electronic wallet: Pola pembayaran – seperti CyberCash Internet Wallet http://www.cybercash.com/, akan menyimpan nomor kartu kredit anda di harddisk anda dalam bentuk terenkripsi yang aman. Anda akan dapat melakukan pembelian-pembelian pada situs Web yang mendukung electronic wallet tersebut. Jika anda ingin membeli sesuatu pada toko yang mendukung electronic wallet, maka pada saat menekan tombol Pay maka proses pembayaran melalui kartu kredit akan dilakukan transaksinya secara aman oleh server perusahaan electronic wallet. Vendor browser pada saat ini telah berusaha untuk melakukan negosiasi untuk memasukan teknologi e-wallet tadi ke produk mereka.

Extranet: adalah sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan jaringan internal satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka maupun pelanggan mereka. Dengan cara itu sangat mungkin untuk mengembangkan aplikasi e-commerce yang memungkinkan menyambungkan semua aspek bisnis, dari proses pemesanan hingga pembayaran.

Micropaymet: transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah hingga puluhan ribu rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik, game maupun informasi. Pay-as-you-go micropayment seharusnya akan membuat revolusi di dunia e-commerce. Contohnya ESPN SportsZone http://espn.sportszone.com/ menggunakan CyberCoin untuk membayar US$1 untuk mengaskses situs mereka selama satu hari – tanpa perlu membayar penuh langganan bulanan. Kenyataan di lapangan sebagian besar pelanggan yang potensial tidak terlalu bersedia untuk bermain-main dengan micropayment.

e-commerce


Banyak sekali pertanyaan yang masuk ke www.sony-ak.com adalah pertanyaan yang sebenarnya sangat sederhana seputar dunia IT atau komputer. Tulisan kali ini juga diilhami dari salah seorang penanya yang ingin tahu apa yang dimaksud dengan istilah e-commerce.
Definisi e-commerce (atau yang sering disebut juga dengan e-business) adalah melakukan kegiatan bisnis (misalnya transaksi bisnis) secara elektronik melalui suatu jaringan (biasanya internet) dan komputer. Lebih tajam lagi definisinya adalah kegiatan menjual atau membeli barang atau jasa (atau mentransfer uang) melalui jalur komunikasi digital. Di dalam e-commerce ini bisa melibatkan lebih dari satu perusahaan (inter-company) atau hanya sebatas dalam perusahaan saja (intra-company). Kegiatan elektronik yang mendukung dalam e-commerce bisa meliputi penggunaan e-mail, EDI (Electronic Data Interchange), transfer file, fax, video conferencing atau berinteraksi dengan komputer di tempat lain.
Jika Anda menyimak di internet maka kegiatan e-commerce sudah sampai memanfaatkan web sebagai sarana etalase produk atau jasa. Kegiatan transfer uang secara digital (seperti PayPal) itu juga sangat mendukung e-commerce. Anda bisa menjual barang atau jasa Anda di internet bahkan melayani pembayaranpun secara elektronik di internet.
Apakah e-commerce aman? Tidak ada sistem yang 100% aman, demikian juga halnya dengan e-commerce. Tetapi satu hal yang perlu Anda ingat adalah semuanya pasti mengandung resiko. E-commerce tercipta karena kebutuhan masyarakat yang ingin bertransaksi dengan cepat dan praktis. Saat ini sudah banyak teknologi keamanan komputer yang dibuat untuk mengamankan transaksi dalam e-commerce, contohnya seperti enkripsi, penggunaan kunci dan lain sebagainya.
Bagaimana mengenai pembayarannya? Dalam transaksi e-commerce untuk pembayarannya bisa menggunakan transfer uang secara digital seperti melalui account PayPal atau juga menggunakan kartu kredit. Untuk cara yang paling praktis tentu saja dengan menggunakan kartu kredit.
Apa saja yang Anda perlukan untuk memanfaatkan E-commerce? Jika Anda orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet maka yang dibutuhkan saat ini rata-rata hanya akses internet dan interface-nya menggunakan web browser. Dari web browser Anda bisa browsing ke situs-situs e-commerce (misalnya www.bhinneka.com), Anda pilih barang, Anda membayarnya dan Anda tinggal menunggu barang tersebut dikirim.
Jika Anda orang yang ingin membangun usaha e-commerce maka Anda butuh beberapa infrastruktur seperti website, software shopping cart untuk melayani penjualan di web dan kemudian jasa payment gateway yang akan melayani pembayaran dari pembeli. Untuk penjelasan secara detail tidak akan dibahas disini, mungkin akan dibahas pada kesempatan yang lain.
Demikian tulisan singkat mengenai apa itu e-commerce. Semoga bermanfaat bagi Anda semua. Jika ada saran dan komentar silakan dikirimkan ke sony-ak@sony-ak.com. Untuk membaca tulisan menarik lainnya silakan menuju ke www.sony-ak.com.

Sabtu, 22 September 2007

XML Dalam Sistem Informasi Geografi

Kita telah mengenal berbagai format proprietary dari aplikasi-aplikasi SIG yang berbeda-beda, baik dari segi vendor-nya maupun perbedaan versi dari tiap format. Lumrah saja, karena tiap vendor menginginkan format yang efisien dan sesuai dengan aplikasi yang mereka buat. Terdapat fungsi dan aplikasi untuk korvesi antar format, tapi tidak selalu memadai karena ada keunikan dari tiap format yang belum tentu dapat dikonversi ke format lain.
Karena perbedaan format menghambat pemanfaatan data geografis secara lebih luas, diperlukan cara pertukaran data yang dapat dipahami secara global. Fungsi ini dapat dipenuhi oleh XML (eXtensible Markup Language).

eXtensible Markup Language

XML adalah bahasa markup yang menyediakan sintaks yang lentur (dapat dikembangkan sesuai kebutuhan) dan independen (tidak tergantung sistem platform). Jadi sesuai untuk sarana pertukaran data antar berbagai ragam sistem, baik lewat internet atau jalur lain [1].

Penggunaan XML memungkinkan penerapan internet SIG dalam bentuk yang lebih terbuka, murah dan beragam tapi tetap kompatibel. Hal tersebut dapat diwujudkan oleh beberapa subset/turunan dari XML, yaitu SVG, XSL dan GML. Dunia XML memang penuh dengan akronim tiga huruf yang kadang membingungkan, untuk itu masing-masing akan coba dipaparkan secara singkat.

Scalable Vector Graphics

Untuk keperluan SIG, tentunya diperlukan format untuk tampilan data spasial. Karena XML bersifat general, maka untuk keperluan grafis diperkenalkan suatu subset XML yaitu SVG (Scalable Vector Graphics), suatu standar terbuka untuk grafik 2D yang merupakan rekomendasi dari W3C [2].


Peta Geologi gabungan vektor dan raster[15]

Hasil pemilu dalam SVG.[16]

Penggunaan SVG dalam SIG telah memberikan dampak terutama terhadap aplikasi webmap. Contoh tampilan webmap interaktif yang menggunakan SVG sudah cukup banyak saat ini, seperti gambar di kiri.

SVG memungkinkan penggunaan vektor yang memberikan banyak keunggulan dibanding format raster yang selama ini kita kenal. SVG juga dilengkapi dengan SVG DOM (Document Object Model) untuk membuat peta yang interaktif. Terdapat juga spesifikasi untuk mobile devices (SVG tiny) [2] dan browser phones (pSVG) [8,9]. SVG juga dapat dikompresi sehingga menurunkan ukuran transfer secara signifikan.

Dengan kemampuan SVG untuk memuat data vektor, bitmap dan teks, orang akan menganggap hanya dengan SVG sudah cukup. Dan memang saat ini sudah banyak contoh webmap yang menggunakan SVG, baik untuk tampilan dan data penyertanya [7].

Walau demikian, ada beberapa hal yang tidak tercakup dalam spesifikasi SVG. Misalnya mengenai standar link feature terhadap data, sistem referensi spasial yang digunakan, feature buffer atau standar skema data spasial.
Memang sengaja tidak dicakup karena SVG adalah suatu format grafis umum yang tidak hanya digunakan untuk aplikasi SIG, sehingga pertukaran data secara terbuka akan rumit jika hanya mengandalkan SVG. Untuk itu diperlukan subset XML lain, yaitu GML.

Studio GIS


Studio GIS

Sejak tahun 1989, Lembaga Alam Tropika Indonesia atau lebih dikenal dengan LATIN sangat “concern” untuk mengembangkan berbagai kegiatan dan metode dalam partisipasinya mewujudkan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia yang lebih adil dan lestari. Pengembangan-pengembangan tersebut terutama difokuskan di tingkat masyarakat secara langsung (berbasis komunitas/masyarakat), dalam membantu meningkatkan kemampuan, peran serta dan tingkat hidup masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar atau yang bergantung hidupanya pada hutan. Sampai saat ini LATIN sudah bekerja dengan masyarakat di puluhan desa yang tersebar di 7 kabupaten yaitu Pesisir Krui/Kab. Lampung Barat (Lampung), Kab. Pandeglang (Banten), Kab. Kuningan dan Sukabumi (Jawa Barat), Kab. Pekalongan (Jawa Tengah), Kab. Jember (Jawa Timur) dan Kab. Dompu (Nusa Tenggara Barat).

Salah satu metode yang dikembangkan di lokasi-lokasi tersebut adalah pendekatan berbasis ruang (spasial) yang dilakukan secara partisipatif dan berbasis komunitas melalui pembentukan Studio GIS (Geographical Information System, dalam bahasa Indonesia yaitu SIG atau Sistem Informasi Geografis). Dengan metode ini pendekatan dalam penyelesaian masalah-masalah pengelolaan sumber daya alam dari mulai tingkat masyarakat sampai tingkat kebijakan, dimulai dengan membuat basis informasi yang kuat atas apa yang ada dan terjadi di lokasi di mana fenomena atau permasalahan tersebut terjadi, baik menyangkut aspek fisik, sosial, ekonomi, budaya, dll. Basis informasi ini yang kemudian menjadi bahan diskusi para pihak terkait untuk memutuskan apa yang terbaik yang harus dilakukan. Di 7 lokasi LATIN, sejak 10 tahun terakhir LATIN khususnya Studio GIS mengembangkan dan membantu masyarakat dengan memfasilitasi GIS dan Pemetaan Partisipatif, antara lain untuk perencanaan kawasan hutan, perencanaan desa, dsb.

Selain terus mengembangkan dan berinovasi dengan metode dan teknik-teknik GIS serta Pemetaan, dalam mengembangkan dan mempromosikan pendekatan-pendekatan berbasis spasial Studio GIS juga menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga baik di dalam maupun di luar negeri. Antara lain menjadi anggota JKPP (Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif), bekerja sama dengan Silva Forest Foundation (SFF) dan International Development and Research Center (IDRC) dari Kanada, International Institute for Rural Reconstruction (IIRR) dari Filipina, Sustainable Development Foundation (SDF) Thailand, ESSC Filipina, dll.

Untuk memperluas dan mempromosikan pendekatan berbasis spasial kepada masyannrakat luas dengan tema GIS / Pemetaan untuk keperluan yang lebih umum, Studio GIS sejak tahun 2000 memberikan berbagai layanan kepada publik antara lain konsultasi mengenai GIS dan Pemetaan, magang, pelatihan indoor dan outdoor, dll. Baik untuk mitra kerjanya, LSM, staf pemerintah, mahasiswa, maupun untuk masyarakat umum lainnya. Selain juga menerima print peta / poster, layanan data (peta) dijital, dsb.

Untuk hal tersebut, Studio GIS telah didukung dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai antara lain Komputer PC dan Laptop, Plotter (Cetak Ukuran Besar), Printer, Scanner, Digitizer, GPS (Global Positioning System), Altimeter, Kompas, Meteran, dll. Sedangkan untuk perangkat lunaknya antara lain menggunakan Arc View GIS, Arc GIS 9.1, Mapinfo, Er Mapper, dll. Ditangani oleh staf yang telah berpengalaman selama 10 tahun di bidang GIS dan Pemetaan. >>>>>

SIG bantu pecahkan masalah

SIG, Sistem Informasi Bantu Pecahkan Soal Kewilayahan

BANDUNG, (PR).-
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographical Information System, adalah sistem informasi yang memiliki ciri khusus. Yakni dapat menangani data dan/atau informasi, yang terkait dengan spasial (kewilayahan) yang disebut data geospasial. Sistem ini akan sangat diperlukan sebagai media pengumpul data potensi kewilayahan, berkenaan dengan diberlakukannya otonomi daerah.

Namun persoalannya, apakah sudah tersedia sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengerjakan pendataan melalui sistem komputerisasi tersebut. Itulah sejumlah persoalan yang mengemuka pada seminar “Sistem Teknologi Informasi dalam Peranan Geografi” yang diselenggarakan Jurusan Geografi, FKIP, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), belum lama ini di Bandung.

Menurut Dr. Ir. D. Muhally Hakim, M.Sc dari Departemen Teknik Geodesi ITB, informasi adalah data dan fakta yang diorganisasikan dan dapat memberi arti. Lewat perkembangan teknologi digital dan teknologi komunikasi, pengumpulan, pemrosesan, dan penyebarluasan data/informasi saat ini dilakukan secara digital, dengan memanfaatkan komputer dan teknologi informasi yang juga berbasis digital.

Sebagai ilmu pengetahuan maupun teknologi, lanjut Muhally, perkembangan sistem informasi ini ditandai dengan dikembangkannya sistem basis data, sebagai salah satu basis dari suatu bentuk sistem informasi. Dalam sistem informasi, dunia nyata (real world) diabstraksi (di-sampling) menjadi sekelompok (set) data kasar. Data ini diolah dengan menggunakan berbagai fungsi, untuk kemudian disampaikan ke para pengguna (user) sebagai informasi yang sesuai dengan yang diinginkan.

Untuk sistem informasi yang memunculkan secara eksplisit aspek geospasial, dikembangkan apa yang dikenal dengan Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographical Information System (GIS). “Untuk sistem ini, peta-peta yang ada atau yang akan dibuat harus dikonversi terlebih dulu ke sistem digital.

Hal ini, katanya, tidak bisa dalam sistem konvensional yan gberbentuk peta cetak. Sistem peta digital ini akan menjadi basis dari SIG dalam bentuk yang dikenal orang sebagai basis data geospasial digital. Atau disebut peta (data) geospasial digital,” papar Muhally.

Lakukan simulasi

Berbagai komponen SIG meliputi data, sumber daya manusia sebagai pelaksana, perangkat lunak, perangkat keras, dan tata cara (prosedural). Kelima komponen ini, saling terkait satu sama lainnya dalam melakukan pendataan SIG. Sedangkan kemampuan operasional SIG yang utama menyangkut, information retrieval, pemodelan topologis, jaringan (network), overlay, dan luaran (out put).

“Untuk jaringan (network) misalnya, SIG dapat mengetahui bagaimana dan berapa lama sebuah pabrik membuang limbah kimia polutannya secara langsung ataupun tidak langsung ke sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Sebab SIG dapat melakukan simulasi rute dari material (polutan), yang ada di DAS tersebut,” papar Muhally.

Menyangkut kegunaan SIG lainyan, Muhally memaparkan, SIG banyak dipilih orang terutama di negara-negara maju sebagai tool, untuk membantu memecahkan berbagai masalah yang terkait dengan kewilayahan dalam sistem pemodelan geospasial yang ditujukan untuk menunjang pengambilan keputusan.

Dalam aplikasinya, SIG dimanfaatkan untuk penelitian ilmiah, pengembangan sumber daya daerah pada berbagai level administratif, ekonomi, dan bisnis, bidang hukum, dan juga militer yang berkaitan dengan sistem perang modern.

Misalnya, kata Muhally, SIG dapat dipergunakan dalam penanggulangan bencana alam. Untuk menghitung dengan mudah emergency response times pada suatu bencana alam yang terjadi. SIG juga dapat digunakan untuk mencari lahan basah yang patut dilindungi dari polusi. Dengan SIG dapat dicari lokasi (site location) yang paling cocok untuk pembukaan lahan baru pertanian/perkebunan, mencari pengembangan lahan bisnis dan industri, dll.

“Meski SIG merupakan a multidisiclinary filed with no single home, tetapi peran ilmu geografi tetap besar. Khusus untuk jurusan geografi, terbuka pilihan berperan sebagai apa dalam kaitan dengan SIG ini,” ujar Muhally. (B-38)***

Wi - Fi


SEBAGIAN komunitas yang mempergunakan jalur frekuensi 144 MHz (megahertz) ini kemudian bermigrasi dan berevolusi ke jalur tanpa izin (unlicensed) yang dibuka untuk masyarakat dunia, yaitu jalur 2,4 GHz (gigahertz) atau 24.000 MHz. Terutama mereka yang berasal dari kalangan kampus maupun para eksekutif muda yang sudah akrab bergaul dengan produk-produk teknologi canggih.

Komunitas baru pun tumbuh, terutama bagi mereka yang alergi dengan gaya-gaya breaker atau bahkan mereka yang tidak pernah berkomunikasi dengan radio sama sekali. Dengan membebaskan jalur 2,4 GHz untuk kepentingan umum, hal itu sepertinya telah memberi peluang baru seperti pada era keemasan radio 2 meteran.

Tidak mengherankan apabila sekarang sudah mulai banyak yang mempergunakan sarana di jalur gelombang mikro ini untuk “mojok”. Awalnya memang hanya komunikasi tulisan dengan perangkat komputer kecil seperti notebook atau PDA (Personal Digital Assistant) saja, tetapi belakangan ini sudah ada yang menggunakan handset untuk berkomunikasi suara.

Hal ini dimungkinkan karena berkembangnya teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol). Teknologi VoIP sendiri sebelumnya sempat membuat geger penyelenggara telekomunikasi yang tertinggal oleh pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi ini.

Dengan jaringan WiFi sangat dimungkinkan untuk melakukan hubungan ala VoIP atau ada yang menyebut dengan VoIP over WiFi (VoWiFi). Berkomunikasi dengan mitranya di luar kota dengan biaya lokal atau bahkan gratis sama sekali melalui layanan WiFi di kafe.

Bahkan sekarang sudah ada handset untuk melakukan hubungan telepon VoIP melalui jaringan WiFi, selain aplikasi telepon Push-to-Talk (PTT) melalui telepon VoIP. Pada jaringan telepon seluler produk handset PTT atau teknologinya juga disebut PTT over Celluler (PoC).

Cara berkomunikasi dengan perangkat PTT atau PoC sama seperti berbicara mempergunakan pesawat handie talkie (HT) biasa. Pencet tombol saat berbicara atau Pust-to-Talk dan pada saat yang bersamaan lawan bicara-bisa satu atau beberapa-mendengarkan.

Termasuk telepon video yang bukan hanya suara, tetapi juga gambar dari lawan bicara, ini merupakan peningkatan penggunaan VoIP over WiFi. Kebanyakan perangkat yang dibuat masih untuk perangkat ponsel, termasuk istilahnya pun masih masing-masing.

KOMUNIKASI VoIP tidak bisa dihalangi lagi, dan komunikasi suara yang murah ini juga masih menjadi muatan yang dominan dalam telekomunikasi masa depan. Sistem ini menjadi murah jika digunakan untuk jarak yang jauh, antarkota, atau bahkan dengan luar negeri.

Dengan PDA phone seseorang bisa bercengkerama melalui saluran WiFi maupun jaringan telepon seluler sesuai dengan operator yang dilanggani. Baik berkomunikasi dengan gambar video atau hanya tulisan (chatting) atau bahkan hanya berbicara saja layaknya telepon konvensional atau HT.

Ketika bergerak, seseorang bisa mempergunakan PDA sebagai sarana telepon seluler, dan pada saat diam dan berada di suatu tempat yang terdapat hotspot atau access point yang bisa diakses untuk menggunakan jaringan WiFi.

Bahkan perusahaan-perusahaan besar sekarang menggunakan jaringan WiFi untuk memperluas jaringan kabel. Mereka menghubungkan titik akses nirkabel ke jaringan backbone mereka untuk menyediakan akses jaringan dan internet di ruang-ruang pertemuan, lobi, kantin, dan ruang-ruang umum lainnya.

Tentu ini akan memberikan fleksibilitas yang sangat tinggi, selain juga biaya yang murah. Komunikasi telepon nirkabel bisa dilakukan melalui WiFi dan tidak perlu keluar melalui saluran telepon atau koneksi internet lainnya selama masih berada di dalam jangkauan gelombang radio WiFi.

Sepertinya WiFi akan menyedot kue yang diperebutkan para operator seluler maupun operator telepon tetap. Namun, seperti Telkomsel, mereka justru membuka layanan WiFi bagi para pelanggannya yang mereka sebut Surfzone.

Saat ini Telkomsel sedang mendemonstrasikan fasilitas WiFi mereka dan pada saat yang sama mereka juga memperkenalkan jaringan seluler berkecepatan tinggi atau Enhanced Data rate GSM Evolution (EDGE) dengan kecepatan sampai 128 kbps.

Pemilik handset seperti Nokia 9500 Communicator bisa langsung mencoba dua layanan yang sedang didemonstrasikan ini. Tak banyak PDA yang dirancang untuk memiliki dua fasilitas berkecepatan tinggi tersebut.

Seperti iPAQ h6365 dari Hewlett-Packard (HP) bisa akses WiFi, tetapi tidak bisa EDGE, kecuali saluran GPRS kelas 10. Sama halnya dengan O2Xda Iis yang bisa WiFi, tetapi fasilitas seluler hanya GPRS. Adapun Treo 650 bisa untuk EDGE, tetapi tanpa WiFi.

SEMULA WiFi atau Wireless Fidelity yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz ini lebih berfungsi bagi para pengguna notebook atau PDA untuk mengakses internet tanpa kabel. Itu terutama bagi mereka yang sedang bepergian, seperti di bandara, hotel-hotel besar, kafe-kafe, maupun mal-mal.

Dalam dunia industri WiFi dikenal dengan teknologi komunikasi wireless LAN (WLAN) yang berhubungan dengan standar jaringan nirkabel Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11. Dengan standar 802.11b mampu menyalurkan 11 megabit per detik (mbps) dan 54 mbps untuk standar 802.11a dan untuk jarak yang lebih jauh digunakan standar 802.11g.

WLAN menyelenggarakan komunikasi jaringan nirkabel pada jarak pendek (terbatas) dengan daya yang rendah. Dengan daya yang dibatasi sehingga hanya bisa menjangkau sekitar radius 100 meter saja, dengan demikian akan mudah terhalang tembok maupun benda-benda penyekat lain.

Walaupun untuk kondisi seperti di Indonesia ada yang menggunakan booster untuk memperluas jangkauan, terutama untuk kegiatan luar ruang, atau juga melewatkan pada kabel listrik yang sebagai antena untuk menembus tembok beton.

Seperti halnya sebuah teknologi nirkabel seluler, WiFi memungkinkan perangkat seperti PDA phone ataupun notebook menjelajah internet, selain berhubungan langsung antarmereka point-to-point. Termasuk antargedung atau antarkawasan dari sebuah perusahaan atau kampus yang sama.

Meskipun daya yang dipergunakan kecil, WiFi mampu membawa informasi ribuan kali lebih besar daripada radio komunikasi konvensional yang pita frekuensinya sangat sempit. Karena itu, tidak heran apabila teknologi WiFi kemudian berkembang untuk aplikasi VoIP dalam komunikasi suara.

Sebelumnya kalangan kampus menggunakan radio komunikasi, termasuk jalur 2 meter, untuk berkomunikasi dengan tulisan (e-mail). Sekalipun hanya sedikit informasi yang bisa dialirkan ataupun diterima, hal itu sudah sangat membantu sebelum akhirnya jalur 2,4 GHz dibuka.

Tentu saja, karena kalangan kampus bisa bermigrasi ke jalur gelombang mikro itu tanpa harus takut dikatakan melanggar hukum tentang pemanfaatan frekuensi. Apalagi semakin banyak peralatan yang dijual untuk pita frekuensi itu dan WiFi tumbuh bak jamur di musim hujan.

“Di Jakarta ini sudah banyak sekali termasuk mereka yang menggunakan untuk point-to- point,” kata Sumaryo, seorang pengamat telekomunikasi WLAN di Jakarta. Sebut saja kawasan Jalan Thamrin, komunitas WiFi dikatakan sudah begitu padat, bahkan apabila dipindai akan terlihat betapa banyaknya aktivitas di jalur 2,4 GHz.

SOLUSI yang boleh dikatakan murah ini merebak di kampus-kampus kota besar. Mereka bukan hanya tidak direpotkan mencari koneksi ke jaringan telepon, tetapi juga unsur tidak perlu membayar inilah yang sebenarnya menarik.

Sepertinya mereka mendapatkan jalan keluar yang tepat daripada menjelajah internet melalui telepon kabel biasa. Belum lagi masalah lambatnya akses melalui telepon karena terlalu banyak pemakai, sedangkan jaringan sudah jenuh.

Selain akses ke jaringan LAN, maka jika pihak kampus menyediakan saluran ke internet, hal itu akan memungkinkan mahasiswa untuk menjelajah internet. Banyak bahan studi yang bisa dicari di internet, selain mereka juga membangun komunitas e-mail (mailing list), berkomunikasi dengan pihak luar.

“Untuk hubungan WLAN ke internet bisa digunakan jalur apa saja. Mau pakai broadband, jalur telepon biasa, ataupun serat optik,” kata Dyan Arifin, pelaku bisnis komputer.

Banyak kegiatan kampus yang bisa diinformasikan melalui jaringan nirkabel ini, apalagi jika tersambung ke jalur internet.

Apakah itu radio komunitas kampus yang selama ini menggunakan jalur frekuensi FM yang belakangan banyak ditertibkan, juga aktivitas televisi kampus bisa lebih dihidupkan melalui jaringan internet. (AW Subarkah) >>source:www.kompas.com

Sistem Informasi Geografi

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Seperti yang telah kita ketahui bersama, ada 4 proses penting dalam Sistem Informasi Geografi yaitu pemasukan data, manajemen data, manipulasi/analisis data dan keluaran data. Keempat proses tersebut harus dilakukan tahap demi tahap untuk menghasilkan output SIG yang baik. Proses pemasukkan data bisa melibatkan banyak hal baik hardware maupun softwarenya, begitu juga dengan proses manajemen data serta output datanya. Akan tetapi untuk proses analisis dan manipulasi data, dalam hal ini gabungan data atribut dan data spasial maka hanya program-program GIS yang bisa melakukannya. Software-software SIG juga kadang diseting untuk bisa melakukan keempat proses-proses tersebut, misalnya software ArcView GIS.

Untuk seseorang yang baru mengetahui SIG, proses pemasukkan data bisanya merupakan proses yang sangat ruwet, kadang proses pemasukkan data dipelajari lebih belakangan dibandingkan dengan proses-proses yang lainnya. Karena memang saat ini dah banyak sekali data-data peta digital (bentuk vektor dan grid) yang beredar, sehingga untuk menghasilkan otuput GIS yang baik tidak perlu lagi melakukan proses pemasukkan data (merubah peta hardcopy menjadi softcopy).

Akan tetapi proses ini sangatlah penting. Karena tidak akan ada peta digital seandainya tidak ada proses pemasukkan data. Menurut Lukman (1993) pemasukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh, data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna (Anon, 2003).

Menurut Puntodewo, dkk (2003) ada beberapa macam sumber data spasial yang dapat digunakan dalam GIS diantaranya yaitu:

1. Peta analog


Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan seperti peta rupa bumi yang diterbitkan Bakosurtanal. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angina dsb walaupun pada akhirnya koordinatnya harus dikoreksi kedalam koordinat digital. Peta analog harus dikonversikan menjadi peta digital dengan berbagai cara misalnya digitasi.

Karsidi (1996) dalam geocities.com/yaslinus (2007), mengatakan bahwa untuk mengubah data peta menjadi data sistem informasi geografi digital, maka ada dua proses yang dapat dilakukan yaitu melalui digitasi garis dan penyiaman/penyapuan (scanning). Dengan digitasi maka obyek–obyek di peta digambarkan ulang dalam bentuk digital menggunakan peralatan meja digitasi atau bantuan mouse dan monitor. Meja digitasi adalah alat perekam koordinat yang akan mencatat posisi dari kursor yang dipakai untuk menggambar ulang obyek peta. Dilain pihak dengan teknik scanning/penyiaman, maka obyek–obyek peta direkam ulang dengan alat optik (semacam mesin foto copy) yang kemudian akan mengubah data rekaman gambar ke dalam format raster/image yang dalam proses digitasinya menggunakan teknik On Screen Digitazier.

Digitasi adalah pengambilan data dengan cara menelusuri peta yang telah ada dengan menggunakan meja gambar yang disebut Digitizer Tablet atau mengikuti gambar hasil scanner/penyiaman di layar monitor yang disebut dengan On Screen Digitizer.

GIS


GIS

Saat ini mungkin sudah lebih jauh istilah GIS berkembang, mudah-mudahan tulisan ini belumlah menjadi basi melihat bagaimana GIS sekarang ini.

Sejarah GIS atau dalam bahasa Indonesia SIG atau Sistem Informasi Geografis, tidak terlepas dari berkembangnya kebutuhan akan peta, baik teknik maupun fungsi peta dalam kehidupan kita sehari-hari.

Berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer, makin menguatkan berkembangnya inovasi-inovasi baru dalam mengembangkan peta saat ini. teknik-teknik manual yang dulu sulit untuk dilakukan, dengan GIS menjadi makin mudah seperti mereproduksi ulang peta, memperbarui peta dll.

Jumat, 21 September 2007

google earth

Sky In Google Earth

Belum lama ini ( sekitar 2 minggu yang lalu ) google kembali merilis aplikasi Goolge Earth dengan tambahan fasilitas baru ( versi 4.2 ), Sky in Goolge Earth. Dalam versi ini kita bisa melihat sebagian gambaran luar angkasa. Mungkin bisa disebut dengan istilah “Virtual Telescope”. Dengan fasilitas ini kita dapat meng-eksplore berbagai rasi bintang yang ada, supenova, nebula, asteroid, galaksi dan lainnya.

Sky in Google Earth

Untuk melihat atau mencobanya, download aplikasi dan install. Untuk menjalankannya tinggal klik button sky yang ada di tampilan toolbar atas, dan explore angkasa luar. Terdapat sekitar 100 juta dan 200 juta galaksi. Selamat menjelajahi dan renungi hebatnya sang Pencipta…

GPS(Global Positioning System)



Gambaran satelit GPS di orbit

Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima diseluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.

Nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (Navigational Satellite Timing and Ranging Global Positioning System; ada juga yang mengartikan "Navigation System Using Timing and Ranging.") Dari perbedaan singkatan itu, orang lebih mengenal cukup dengan nama GPS.

GPS mulai diaktifkan untuk umum 17 Juli 1995.


Kegunaan

  • Militer
    GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
  • Navigasi
    GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  • Pelacak_kendaraan
    Kegunaan lain GPS adalah sebagai Pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
  • Pemantau gempa
    Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik

Bagaimana GPS mengetahui posisinya

Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal 3 satelit. Pengukuran posisi GPS didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang disebut dengan Triliterasi. Yaitu pengukuran suatu titik dengan bantuan 3 titik acu. Misalnya anda berada di suatu kota A (disini kota kita anggap sebagai titik), tetapi anda tidak mengetahui dimana anda berada. Untuk mengetahui keberadaan anda, anda bertanya kepada seseorang, dan orang tersebut menjawab bahwa anda 2 km dari kota B. Jawaban ini tidak memuaskan anda karena anda tidak tahu apakah anda di sebelah selatan, utara, barat, atau timur kota B. Kemudian anda bertanya kepada orang ke-2 dan mendapat jawaban bahwa anda berada 5 km dari kota C. Dengan jawaban ini anda sudah dapat membayangkan dimana posisi anda, hanya ada kemungkinan 2 titik berbeda yang berpotongan antara lingkaran dengan radius kota A dengan kota B dan lingkaran dengan radius kota A dengan kota C. Untuk lebih memperjelas lagi anda mumerlukan orang ke-3, misalnya anda berada di 1 km dari kota D. Dengan demikian anda mendapatkan perpotongan antara lingkaran dengan radius jarak kota A ke kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran antara kota A dan kota D. Dalam GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D adalah Satelit.

Selasa, 18 September 2007

Sejarah XML

Sejarah XML

Pada awal kemunculannya di penghujung 1990-an, XML (Extensible Markup Languange) kerap dianggap sebagai bahasa markup pengganti HTML (Hypertext Markup Languange). Mungkin karena sama-sama turunan dari SGML (Standard Generalized Markup Languange). Padahal, XML dibuat untuk menjembatani interoperabilitas antar software dari platform yang berbeda.

Sebelum membahas lebih jauh apa itu XML dan bagaimana fungsinya, ada baiknya kita memahami betul istilah markup language. Awalnya markup language digunakan oleh para penulis, editor, dan awak percetakan dalam dunia penerbitan, untuk menandai sebuah naskah dipresentasikan.
Editor menandai bagian-bagian naskah yang perlu diperbaiki oleh penulis, dengan tanda-tanda khusus. Editor juga melakukan hal yang sama pada naskah yang akan di-layout oleh desainer (dahulunya merupakan bagian dari awak percetakan), bagian mana yang dicetak miring, tebal, dan lain-lain.
Dengan kata lain, markup language adalah gabungan antara naskah dengan informasi tambahan tentang naskah itu sendiri. Contoh markup language yang paling lazim kita temukan saat ini di internet adalah HTML.

Sejarah XML

XML didesain oleh sebuah kelompok kerja yang terdiri dari sebelas orang. Mereka mendapat dukungan dari 150 orang di luar kelompok tersebut.
Pemimpin bidang teknis tim sebelas, James Clark, menyumbangkan elemen empty "", dan nama XML itu sendiri. Nama-nama lain yang sempat diusulkan antara lain MAGMA (Minimal Architecture for Generalized Markup Applications), SLIM (Structured Language for Internet Markup), dan MGML ( Minimal Generalized Markup Language). Pada 10 Februari 1998, XML 1.0 direkomendasikan secara resmi oleh W3C.
XML 1.0 merupakan pencapaian tim sebelas dalam mendesain markup language untuk tujuan penggunaan di Internet, yang serba guna, dan kompetibel dengan SGML. Selain itu, XML 1.0 juga mendukung pengembangan software yang memprosesnya, meminimalisasi fitur-fitur opsional, terbaca oleh manusia, singkat, padat, dan mudah untuk ditulis.
Sampai artikel ini ditulis, telah dilakukan kali ketiga perbaikan minor pada XML 1.0 perbaikan kedua menghasilkan XML 1.1, yang kini telah menjalani satu kali perbaikan. Pada 16 Agustus 2006 yang lalu, XML 1.0 Fourth Edition, dan XML 1.1 Second Edition dipublikasikan. Keduanya dianggap sebagai versi terakhir XML yang ada sekarang.

Kegunaan XML

XML didesain sebagai solusi interoperabilitas antarsoftware dari platform yang berbeda. Misalnya software A berjalan diatas platform Java, ingin berbagi informasi dengan software yang berjalan di atas platform .NET. software A akan membaca request dari software B dalam format XML.
Atau bisa jadi software A menyediakan informasi yang sudah dikemas dalam fomat XML, yang dapat dimanfaatkan oleh software B, C, D, dan seterusnya. Untuk mengakses informasi dalam format XML ini, digunakan tool yang bersifat web service. Contoh yang paling sederhana dari interoprabilitas menggunakan XML ini adalah RSS feed dan aggregator. Saat ini banyak website berita dan blog yang menyediakan informasi yang dikemas dalam format XML, atau dikenal dengan nama RSS feed. Website lain atau aplikasi desktop yang disebut dengan aggregator dapat memanfaatkan informasi ini melalui web service, yakni HTTP, untuk membaca file XML, dan menampilkannya.
Bagaimana XML, dan web service bekerja sama menciptakan layanan baru yang disebut dengan interoprabilitas ini? Seperti yang dijelaskan di atas, XML merupakan markup langage. Namn, berbeda dengan HTML yang memerintahkan web browser bagaimana menampilkan informasi, XML menandai informasi secara terstruktur sehingga memudahkan aplikasi lain mengekstrak, dan menggunakannya.
Seperti halnya HTML, XML juga menggunakan tag-tag. Jika tag-tag pada HTML bersifat baku, tag-tag XML dapat dibuat sendiri, sesuai dengan kebutuhan. Untuk memudahkan aplikasi membaca tag-tag apa saja yang memuat informasi serta struktur hirarkinnya, XML 1.0 dilengkapi dengan DTD ( Document Type Definition) yang terletak pada bagian header file. Untuk menutup kekurangan pada DTD, XML 1.1 mengganti DTD dengan XSD (XML Schema Definition) yang lebih powerful dalam menggambarkan struktur file XML.
Perlu digarisbawahi, walaupun sama-saman turunan SGML, tedak berarti XML dan HTML memiliki sifat yang sama. Seperti yang kita ketahui, HTML memiliki sifat pemaaf. Jika Anda membuat kesalahan coding pada HTML, web browser akan berusaha tetap menampilkannya sebaik mungkin, dengan menduga apa kira-kira maksud Anda, atau paling tidak web browser mengabaikan tag yang salah. Namun tidak demikian dengan XML. Aplikasi yang menggunakannya akan berhenti dengan tiba-tiba saat menemukan tag yang salah, dan mengatakan bahwa ada yang salah dalam file XML Anda!

Jumat, 14 September 2007

penemuan internet

Penemuan Internet

Sebuah rekaman tulisan yang menerangkan bahwa interaksi sosial dapat dilakukan juga melalui sebuah jaringan komputer terdapat pada seri memo yang ditulis oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachuset Institut of Technology) pada bulan Agustus tahun 1962. Dalam memo tersebut diuraikan konsep "Galactic Network"nya. Dia memiliki visi sebuah jaringan komputer global yang saling berhubungan dimana setiap orang dapat akses data dan program secara cepat dari tempat manapun. Semangat konsep tersebut sangat sesuai seperti internet yang ada sekarang. Licklider adalah pimpinan pertama riset program komputer dari projek DARPA, 4 yang dimulai bulan Oktober 1962. Selama di DARPA dia bekerjasama dengan Ivan Sutherland, Bob Taylor, dan seorang peneliti MIT, Lawrence G. Roberts. Leonard Kleinrock di MIT mempublikasikan tulisanya berjudul " The first paper on packet switching theory" dalam bulan July 1961 dan "The first book on the subject" di tahun 1964. Kleinrock sepaham dengan Roberts dalam teori kelayakan komunikasi mempergunakan sistem paket data dari pada hanya mempergunakan sebuah rangkaian elektronik. Teori ini merupakan cikal bakal adanya jaringan komputer. Langkah penting lainnnya adalah membuat komputer dapat berkomunikasi secara bersama-sama. Untuk mmebuktikan hal ini, pada tahun 1965, Roberts bekerjasama dengan Thomas Merrill, menghubungkan komputer TX-2 yang ada di Mass dengan komputer Q-32 yang ada di California dengan mempergunakan sebuah saluran dial-up berkecepatan rendah. Ini merupakan sebuahjaringan komputer pertama yang luas yang pernah dibuat untuk pertama kalinya meski dalam skala kecil. Hasil dari percubaan ini adalah bukti bahawa pengunaan waktu dalam komputer-komputer tersebut dapat bekerja dengan baik, menjalankan program dan mengambil atau mengedit data seperti yang biasa dilakukan pada sebuah mesin dengan remote control, namun rangkaian saklar system telepon kurang mendukung percobaan ini. Hipotesis Kleinrock tentang diperlukannya sebuah program paket pensaklaran terbukti.

Pada tahun 1966 Roberts pergi ke DARPA untuk mengembangkan konsep jaringan komputer dan dengan cepat merumuskan rencananya untuk ARPANET, yang dipublikasikan pada tahun 1967. Pada saat konferensi dimana dia harus mempresentasikan makalahnya tentang konsep paket dalam jaringan komputer, dalam konferensi tersebut juga ada sebuah makalah yang berhubungan dengan konsep paket pada jaringan komputer dari Inggris yang ditulis oleh Donald Davies dan Roger Scantlebury dari NPL. Scantlebury mengatakan pada Roberts tentang riset yang dilakukan NPL sebaik seperti yang dilakukan oleh Paul Baran dan lainnya di RAND. RAND group telah menulis sebuah makalah berjudul " paper on packet switching networks for secure voice" di lingkungan militer pada tahun 1964. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan bersamaan oleh kelompok peneliti MIT, NPL dan RAND. Sedangkan para penelitinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh kelompok peneliti lainnya. Kelompok peneliti MIT bekerja dalam kurun waktu 1961-1967, kelompok RAND bekerja dalam kurun waktu 1962-1965, dan kelompok NPL bekerja antara tahun 1964-1967. Kata paket telah diadopsi dari hasil kerja kelompok NPL dan diusulkan dipergunakan dalam saluran komunikasi data ARPANET, sehingga komunikasi data di dalam projek ini diubah dari 2.4 kbps menjadi 50 kbps.

Dalam bulan Agustus tahun 1968, setelah Roberts dan penyandang dana projek DARPA merevisi semua struktur dan spesifikasi ARPANET, sebuah RFQ dirilis DARPA untuk pengembangan salah satu komponen kunci, paket pensakalaran yang disebut Interface Message Processors (IMP's). RFQ telah dimenangkan dalam bulan Desember1968 oleh sebuah group yang dipimpin oleh Frank Heart dari Bolt Beranek and Newman (BBN). Sebagai tim dari BBN yang mengerjakan IMP's, Bob Kahn memerankan peran utama dalam desain arsitektur ARPANET. Topologi dan ekonomi jaringan didesain dan dioptimasi oleh Roberts bersama Howard Frank dan timnya dari Network Analysis Corporation. Pengukuran sistem jaringan dilakukan oleh tim pimpinan Kleinrock di UCLA. 6 Karena awal dilakukannya pengembangan teori paket pensaklaran oleh Kleinrock, dan juga adanya perhatiannya yang serius pada analysis, design dan pengukuran, maka Network Measurement Center yang dibangun Kleinrock di UCLA telah terpilih sebagai node pertama projek ARPANET. Ini terjadi dalam bulan September tahun 1969 ketika BBN memasang IMP pertama di UCLA dan host komputer pertama telah tersambung. Projek Doug Engelbart yang menggarap "Augmentation of Human Intellect" (didalamnya terdapat NLS, sebuah system hypertext pertama) di Stanford Research Institute (SRI) kemudian dikembangkan menjadi node kedua. SRI mendukung Network Information Center, dipimpin oleh Elizabeth (Jake) Feinler dan berperan sebagai pemelihara table nama host ke address mapping sesuai dengan direktori RFC's. Sebulan kemudian, pada saat SRI telah tersambung ke ARPANET, pesan pertama dari host ke host telah dikirimkan dari laboratorium Kleinrock ke SRI. Dua node lainnya segera dibangun di UC Santa Barbara dan University of Utah. Dua node terakhir ini membuat projek aplikasi visual, dengan Glen Culler dan Burton Fried di UCSB bertugas mencari metoda-metoda untuk menampilkan fungsi-fungsi matematika mempergunakan "storage displays" agar dapat menjawab "problem of refresh" yang terjadi dalam jaringan. Robert Taylor dan Ivan Sutherland di Utah bertugas mencari metoda-metoda penampilan 3-D dalam jaringan. Sehingga pada akhir tahun 1969, empat komputer host telah tergabung bersama dalam inisial ARPANET, maka cikal bakal Internet telah lahir.

Komputer banyak yang disambungkan ke ARPANET pada tahun-tahun berikutnya dan tim bekerja melengkapi fungsi Host-to-Host protocol dan software jaringan komputer lainnya. Di bulan Desember tahun 1970, the Network Working Group (NWG) bekerja dibawah pimpinan S. Crocker menyelesaikan inisial ARPANET Host-to-Host protocol, dan disebut Network Control Protocol (NCP). ARPANET secara lengkap mempergunakan NCP selama periode 1971-1972 dan para pengguna jaringan komputer akhirnya dapat mulai melakukan pengembangan aplikasinya. Dalam bulan Oktober tahun 1972, Kahn telah mengorganisasikan sebuah demonstrasi besar dan sukses ARPANET di International Computer Communication Conference (ICCC). Ini merupakan untuk pertama kalinya diperkenalkan ke masyarakat. Dalam demo ini juga diperkenalkan inisial "hot" aplication, electronic mail (email). Dalam bulan Maret, Ray Tomlinson dari BBN membuat program penulisan pesan email, pengiriman dan pembaca pesan email pertama. Hal ini dilakukan atas dorongan kebutuhan ARPANET akan sebuah mekanisme koordinasi yang mudah. Dalam bulan July, Roberts mengembangkan utilitynya dengan membuat program email utility pertama ke dalam daftar, pemilihan untuk pembacaan, file, meneruskan (forward), dan memberikan jawaban sebuah pesan. Dari penemuan ini maka email merupakan aplikasi yang paling banyak dipergunakan dalam jaringan komputer selama beberapa dekade.

Sejarah Mikroprocessor

Setiap komputer yang kita gunakan didalamnya pasti terdapat mikroprosesor. Mikroprosesor, dikenal juga dengan sebutan Central Processing Unit (CPU) artinya unit pengolahan pusat. CPU adalah pusat dari proses perhitungan dan pengolahan data yang terbuat dari sebuah lempengan yang disebut "chip". Chip sering disebut juga dengan "Integrated Circuit (IC)", bentuknya kecil, terbuat dari lempengan silikon dan bisa terdiri dari 10 juta transistor.

Mikroprosesor pertama adalah intel 4004 yang dikenalkan tahun 1971, tetapi kegunaan mikroprosesor ini masih sangat terbatas, hanya dapat digunakan untuk operasi penambahan dan pengurangan. Mikroprosesor pertama yang digunakan untuk komputer di rumah adalah intel 8080, merupakan komputer 8 bit dalam satu chip yang diperkenalkan pada tahun 1974. Tahun 1979 diperkenalkan mikroprosesor baru yaitu 8088.

Mikroprosesor 8088 mengalami perkembangan menjadi 80286, berkembang lagi menjadi 80486, kemudian menjadi Pentium, dari Pentium I sampai dengan sekarang, Pentium IV. Untuk lebih lengkapnya, bisa melihat gambar dan tabel di bawah ini :


Perbandingan besar processor

Nama Prosesor

Tahun Keluar

Jumlah Transistor

Micron

Clock speed

Data width

MIPS

8080

1974

6000

6

2 MHz

8

0,64

8088

1979

29.000

3

5 MHz

16 bits, 8 bit bus

0,33

80286

1982

134.000

1,5

6 MHz

16 bits

1

80386

1985

275.000

1,5

16 MHz

32 bits

5

80486

1989

1.200.000

1

25 MHz

32 bits

20

Pentium

1993

3.100.000

0,8

60 MHz

32 bits, 64 bit

100

Pentium II

1997

7.500.000

0,35

233 MHz

32 bits, 64 bit bus

400

Pentium III

1999

9.500.000

0,25

450 MHz

32 bits, 64 bit bus

1.000

Sumber : www.intel.com

Keterangan Tabel :

  1. Transistor berbentuk seperti tabung yang sangat kecil, terdapat pada Chip.
  2. Micron adalah ukuran dalam Micron (10 pangkat -6), merupakan kabel terkecil dalam Chip
  3. Clock Speed = kecepatan maksimal sebuah prosesor
  4. Data width = lebar dari Arithmatic Logic Unit (ALU) / Unit pengelola aritmatika, untuk proses pengurangan, pembagian, perkalian dan sebagainya.
  5. MIPS = Millions of Instructions Per Second / Jutaan perintah per detik.