Senin, 08 Oktober 2007


Pengujian proses warping
Pada proses warping, setiap titik dapat mengalami proses rotasi, translasi, dilasi dan lain sebagainya. Akibatnya, muncul beberapa kondisi diantaranya :
1. Ada titik-titik yang hilang karena berada di luar ukuran gambar asal atau gambar tujuan.
2. Terjadi titik-titik yang akibat proses warping memiliki posisi baru yang sama.
3. Gambar yang dihasilkan tidak penuh,ada posisi yang kosong di pada gambar.
Untuk mengatasinya dipakai proses invers.Pada warping biasa, pengulangan proses dilakukan pada gambar yang akan di warp sehingga seolah-olah titik-titik pada gambar
INTEGRAL, Vol. 9 No. 1, Maret 2004
41
dipetakan ke suatu tempat baru pada gambar
yang sama. Pada proses invers pengulangan
dilakukan pada suatu ‘lembaran’ gambar
kosong yang akan menampung hasil proses
warping. Pada proses ini, garis-garis feature
pada ‘lembaran’ kosong tadi menjadi garis
feature asal dan garis-garis feature pada
gambar yang akan di warp menjadi garis
feature tujuan. Setiap titik pada lembaran
kosong tadi dicari posisi padanannya pada
gambar yang akan di warp dengan algoritma
warping biasa. Titik tersebut kemudian diisi
dengan warna padanannya pada gambar
yang akan di-warp tadi.
Gambar 4.1 Gambar asal dan gambar tujuan
Gambar 4.2 Gambar hasil warping biasa dan
memakai algoritma invers.
Terlihat pada gambar 4.2, gambar
disebelah kiri adalah hasil dari warping
biasa, menunjukkan adanya titik-titik hitam,
sedangkan gambar disebelah kanan adalah
hasil dari algoritma invers.
4.2 Pengujian proses cross-disolve
Algoritma morphing yang pertama kali
dikembangkan adalah algoritma crossdisolve.
Hasil pengujian proses cross-disolve
saja dapat dilihat pada gambar 4.3. (pada
lampiran)
Pada gambar 4.3.a terlihat gambar asal
perlahan-lahan menghilang menjadi gambar
tujuan (gambar 4.3.c). Animasi terlihat
kurang alami dan terlihat adanya empat buah
mata pada gambar transisi (gambar 4.3.b).

Tidak ada komentar: